Teror Chat Whatsapp Terhadap Tukang Bunga di Jakarta, Benarkah?


http://infonewsharian.blogspot.com/

TEKNO - Mulai ramai berhembus isu tak sedap di jagad Twitter tentang aksi teror yang diterima toko-toko bunga di berbagai daerah di Jakarta. Isu berawal ketika beredar screenshot percakapan Whatsapp di berbagai grup WA, yang lalu merembet ke Twitter land. Berikut screenshot nya di bawah ini:



Sontak para pengguna Twitter pun banyak yang terkejut dan bereaksi negatif melihat screenshot percakapan Whatsapp tersebut. Berikut beberapa contohnya:

“Ya begetelah huehuehue nasib Nasiibbb
Lihat Bunga Baper sampai ancam toko bunga
Denger kritisi celetukan warga trus lapor polisi Madesu”

“@jokowi @DivHumasPolri : setelah pembakaran bunga, sknrg ancaman u toko florist”

“Ada isu..semua toko karangan bunga mendapat teror.. Ampiuuuun mengais rejeki saja di teror. Gimana tu pemilik toko klo jadi caleg, heboh x.”

“Toko bunga diancam, lho bukannya mereka jg cari makan halal? Uangnya buat kluarganya. Duh kelompok apa sih ini yg lg ngacak2 Jakarta???”



Ibarat mata uang, selalu ada dua sisi berbeda yang saling bertolak belakang posisinya. Begitu juga fenomena kiriman bunga kepada pasangan calon Ahok Djarot yang kalah telak di kontestasi Pilkada DKI Jakarta yang baru lalu.

Banyaknya rangkaian bunga yang dikirim ke Balai Kota menunjukkan ramainya dukungan terhadap pasangan Ahok Djarot. Tapi banyaknya orang yang mempertanyakan, mencibir, bahkan memfitnah fenomena bunga tersebut juga menunjukkan bahwa yang tidak menyukai, iri, bahkan dengki terhadap antusiasme masyarakat terhadap Ahok Djarot juga kurang lebih sama banyaknya.

Alasan kubu yang pro fenomena bunga ini sebenarnya simple saja, yaitu untuk menunjukkan dukungan, cinta dan harapan kepada pasangan Ahok Djarot. Berbeda dengan alasan kubu yang kontra, bermacam-macam. Mulai dari pemborosan, perbuatan sia-sia, hoax, tidak berguna, membuat sampah, dan lain-lain. Aksi penolakan bahkan diteriakkan dengan lantang, dan mencapai puncaknya saat aksi demo buruh pada hari ‘May Day‘ tanggal 1 Mei lalu,  dengan membakar karangan bunga di sepanjang jalan Medan Merdeka Selatan.

Kembali ke isu percakapan Whatsapp berisi teror terhadap toko bunga untuk tidak menerima pesanan karangan bunga yang ditunjukkan kepada Ahok. Apakah isu tersebut benar? Entahlah, tapi melihat cukup santernya isu dan beberapa kali kicauan pengguna Twitter yang me-mention  @DivHumasPolri, seharusnya Polisi sudah mengetahui, dan mulai menyelidikinya.

Menjadi pertanyaan, kenapa sampai muncul isu teror terhadap toko-toko bunga tersebut? Sebenarnya tidak mengherankan, jika kita menilik sekejap ke belakang selama proses Pilkada DKI Jakarta. Ramainya isu SARA yang dilakukan dengan cara intimidasi, pemaksaan, bahkan teror terhadap warga, membuat semuanya jadi lumrah.

Ketika cara-cara kotor intimidasi dan teror berhasil dengan gemilang, maka menjelang hari pembacaan putusan majelis hakim terhadap kasus dugaan penistaan agama dengan terdakwa Gubernur Ahok tanggal 9 Mei nanti, ‘jurus andalan’ tersebut kembali dikeluarkan.

Pertanyaan berikutnya, Kenapa lagi-lagi menyasar bunga yang tidak berdosa? Karena kiriman bunga sedemikian masif kepada Ahok Djarot telah berubah menjadi fenomena tersendiri, yaitu cara baru dalam menyampaikan pesan, cara baru melakukan ‘perlawanan’, dan cara baru dalam menyatukan orang-orang yang memiliki pemikiran yang sama. Buktinya bunga yang dikirim kepada Mapolda Sumsel, dan Mapolda Metro Jaya yang berisi pesan dukungan rakyat kepada Kepolisian untuk selalu tegak dan tegas dalam menjaga keutuhan NKRI. Sumber: Detik. Lalu karangan bunga yang dikirim kepada Fadli Zon, Fahri Hamzah, dan Setya Novanto. Bunga tersebut membawa pesan kekecewaan terhadap disetujuinya hak angket DPR terhadap KPK. Sumber: Detik2.

Menjelang detik-detik pembacaan putusan majelis hakim terhadap Ahok, kubu sebelah jauh-jauh hari sudah lantang berseru akan terus ‘mengawal’ jalannya sidang. Tentu saja dengan ‘jurus andalan’ intimidasi dan teror mereka, dalam bentuk berdemo. Salah satunya aksi demo hari Jumat 505 (5 Mei) nanti.

Tapi kali ini, kubu pro Ahok tidak tinggal diam, beberapa waktu ke belakang, tanpa dikomando, tanpa dirancang, dan tanpa disponsori siapa pun, bermunculan kasak kusuk yang mengatakan ingin memenuhi sidang Ahok dengan bunga. Sepertinya mendengar kabar tersebut, tak ayal panik menyerang kubu sebelah. Ternyata efek nabok fenomena bunga Ahok Djarot di Balai Kota tampaknya benar-benar telah menampar keras mereka semua. Sehingga mereka pun kembali harus melancarkan ‘jurus andalan’ intimidasi dan teror mereka terhadap toko-toko bunga di Jakarta supaya menolak orderan para pendukung Ahok. Selain itu, isu (lagi-lagi) SARA yang terdapat dalam isu percakapan Whatsapp tersebut sangat disayangkan.

Semoga Kepolisian dapat menyelidiki, dan mengecek langsung kebenaran isu tersebut. Jangan sampai negara kalah oleh para preman, karena jika sampai itu terjadi, ditakutkan premanisme dan pemanfaatan isu SARA akan semakin gencar terjadi di bumi NKRI yang sama-sama kita cintai ini.
Labels: tekno

Thanks for reading Teror Chat Whatsapp Terhadap Tukang Bunga di Jakarta, Benarkah? . Please share...!

Back To Top